Jumat, 05 Agustus 2011

Biodata Idola Cilik 2

Nama lengkap : Debo Andryos Aryanto
Nama panggilan : Debo
TTL : Sukabumi, 31 Januari 1997
Prestasi : Juara lomba mengambar kaligrafi
Hobi : Menyanyi, main badminton
Koleksi : Ikan
Warna fav : Merah
Makanan fav : Nasi goring
Film fav : Tom & Jerry
Musik fav : Pop

Nama Lengkap : Patton Otlivio Latupeirissa
Nama panggilan : Patton
TTL : Makassar, 29 Oktober 1998
Cita-cita : Penyanyi, pembuat robot tercanggih
Prestasi : juara 1 lomba menyanyi lagu daerah se-Makassar tahun 2007
Hobi : Main games dan bola
Makanan fav : Mie ayam
Nama Lengkap : Rahmi Amalia
Nama panggilan : Rahmi
TTL : anda Aceh, 1 Agustus 1996
Cita-cita : Professor dan psikolog
Prestasi : Menyanyi di Istana Bogor dalam rangka HUT RI tahun 2007, juara 1 MTQ Kotamadya anda Aceh, menyanyikan lagu daerah dalam rangka Pekan Raya Aceh
Hobi : Menyanyi, menari, membaca buku, dan mengarang
Nama Lengkap : Yohanes Baptista Obiet Panggrahito
Nama panggilan : Obiet
TTL : Temanggung, 16 Juli 1998
Cita-cita : Guru vokal
Prestasi : Juara 1 Porseni dan kreativitas antar sekolah tingkat Karesidenan dan 10 besar tingkat provinsi
Hobi : Bernyanyi dan main musik
Makanan fav : Telur
Film fav : Naruto
Nama Lengkap : Oik Cahya Ramadani
Nama panggilan : Oik
TTL : Salatiga, 20 Januari 1998
Prestasi : Juara 1 Macopatan, menyanyi, mayoret, dan menari
Koleksi : Piala
Warna fav : Pink
Makanan fav : Yang manis-manis
Film fav : kartun
Musik fav : Pop
Nama Lengkap : Cakka Kawekas Nuraga
Nama panggilan : Cakka
TTL :  Tangerang, 18 Agustus 1998
Cita-cita : Vokalis band
Prestasi : Juara pertama lomba lagu islami Sekolah Dasar wilayah tengah, kotamadya Yogyakarta
Grup band fav : SO7, Jagostu, Simple Plan, Gazette, Larc~en~ciel
Bacaan fav : Buku-buku superhero marvel, Harry Potter, Narnia, Naruto, Spiderwick
Nama Lengkap : Abner Mekry Korompis
Nama panggilan : Abner
TTL : Modomang, 30 Mei 1996
Prestasi : Juara 1 lomba menyanyi antar gereja, juara 1 lomba menyanyi antar sekolah tingkat kabupaten
Hobi : Menyanyi dan bermain sepak bola
Film fav : Yang dibintangi Jackie Chan
Grup band fav : D’masiv dan Samsons
Bacaan fav : Alkitab
Nama Lengkap : Agni Tri Nubuwati
Nama panggilan : Agni
TTL : Pekalongan, 26 Juni 1998
Cita-cita : Pilot
Hobi : Main gitar dan berolahraga
Makanan fav : Bakso, nasi goreng
Nama Lengkap : Fakhrul Irsyad
Nama Panggilan : Irsyad
TTL : Bukittinggi, 26 Februari 1997
Cita-cita : Pilot, penyanyi
Prestasi : Juara lomba menyanyi dan baca puisi
Hobi : Menyanyi, main sepak bola, main basket
Grup band fav : ST12, Ungu, Peterpan
Nama Lengkap : Fridolin Djorebe
Nama panggilan : Olin
TTL : Galela, Maluku, 4 Maret 1996
Prestasi : Menjadi juara di lomba-lomba menyanyi tingkat daerah
Warna fav : Biru
Makanan fav : Ayam goring
Film fav : Bertema perang
Grup band fav : Peterpan
Nama Lengkap : Cahya Ningrum
Nama Panggilan : Cahya
TTL : Boyolali, 20 Maret 1998
Prestasi : Juara 1 menyanyi Mandarin tingkat provinsi, juara 1 menyanyi lagu daerah tingkat provinsi
Hobi : Menggambar, menyanyi, main musik
Koleksi : Piala
Makanan fav : Oseng-oseng kangkung, bakso, ceker
Nama Lengkap : Bastian  Bintang Simbolon
Nama Panggilan : Bastian
TTL : Bandung, 21 September 1999
Prestasi : Menjuarai berbagai lomba Fashion Show di Bandung
Hobi : Menyanyi, main bola, main basket, berenang, bersepeda
Koleksi : VCD Popeye (jumlahnya mencapai 32 judul)
Makanan fav : Ayam goreng mentega, pizza
Grup band fav : ST12, The Changcutters
Nama Lengkap : Ourel Queen Br. Sinu Haji
Nama panggilan : Ourel
TTL : Medan, 18 Juli 2000
Cita-cita : Penyanyi
Hobi : Menyanyi, modeling, berenang
Makanan fav : Nasi goreng
Nama Lengkap : Gita Dwi Charni L. Tobing
Nama panggilan : Gita
TTL : Palembang, 11 Juni 1996
Cita-cita : Psikolog
Hobi : Manyanyi dan memasak
Prestasi : Juara 1 lomba menyanyi se-Kotamadya Palembang

Asal Mula Sebutan Hacker

Istilah Hacker sendiri lahir sekitar tahun 1959 dari MIT(Massacusetts Institute of Technology), sebuah universitas di Amerika yang terdiri dari orang-orang cerdas namun cenderung tidak mempercayai adanya Tuhan (Atheis). Saat itulah semua berawal, dari sebuah ruangan baru, "EAM room" pada Building 26 MIT, sebuah tempat yang merupakan nenek moyang dari "dunia baru" yang kini kita kenal, tempat nenek moyang sebuah mesin yang kini kita sebut sebagai "komputer", mesin yang mampu membawa kita menuju kelebihbaikan dengan kebebasan informasi, dunia para Hacker sejati.



Para Hacker selalu bekerjasama secara sukarela menyelesaikan masalah dan membangun sesuatu. Mereka selalu berbagi informasi, memberi jawaban serta berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik agar dihormati di lingkungannya. Mereka tidak pernah berhenti belajar untuk menjadi ahli dan sangat anti untuk melakukan sesuatu berulang-ulang dan membosankan. Mereka berpedoman pada kata-kata bijak : “Untuk mengikuti jalan - pandanglah sang ahli - ikuti sang ahli - berjalan bersama sang ahli - kenali sang ahli - jadilah sang ahli.”

Sementara itu, para cracker sibuk untuk memuaskan diri mereka dengan aktivitas cracking. mulai dari membobol komputer, menebar virus (tanpa tujuan - beberapa Hacker sejati ada yang menulis virus namun dengan tujuan yang jelas), hingga mengakali telepon (Phreaking). Para Hacker menyebut mereka sebagai orang malas yang tidak bertanggung jawab. Jadi, sangat tidak adil jika kita tetap menganggap bahwa Hacker itu jahat dan menakutkan karena sangat jelas bahwa Hacker bersifat membangun sementara cracker bersifat membongkar.

Ingin jadi seorang Hacker?? Tidak ada kata sulit bagi mereka yang mau belajar. Untuk menjadi seorang Hacker anda harus menguasai beberapa bahasa pemrograman dan tentu saja sikap-sikap yang bisa membuat anda diterima di lingkungan mereka. Biasanya calon Hacker memulai dengan belajar bahasa [Python] karena bahasa ini tergolong bahasa pemrograman yang termudah. Bahasan mengenai bahasa ini bisa anda lihat di www.python.org. Setelah itu anda juga harus menguasai [java] yang sedikit lebih sulit akan tetapi menghasilkan kode yang lebih cepat dari Python, [C], [C++] yang menjadi inti dari UNIX, dan [Perl] (www.perl.com) serta [LISP] untuk tingkat lanjut.

Setelah menguasai semua kemampuan dasar diatas, calon Hacker disarankan untuk membuka salah sati versi UNIX open-source atau mempelajari LINUX, membaca kodenya, memodifikasi dan menjalankannya kembali. Jika mengalami kesulitan, disarankan untuk berkomunikasi dengan club pengguna Linux (www.linpeople.org).

Sisi menarik dari seorang Hacker adalah dimana mereka saling bahu-membahu dalam menyelesaikan sebuah masalah dan membangun sesuatu. Tetapi sayangnya, kehidupan mereka yang menghabiskan 90% waktunya untuk aktivitas Hacking bukanlah hal yang baik. Kalau memang benar-benar ingin jadi Hacker, jadilah Hacker yang baik.

Perbedaan Hacker & Cracker. Siapa yang Baik & Siapa yang Jahat?

Hacker !!!! siapakah dirimu? Memang sampai sekarang masih banyak orang yang salah mendefinisikan arti hacker dan cracker. Yah, sebagian besar orang mungkin menganggap hacker dan cracker adalah sama yaitu seorang kriminal karena banyak melakukan kejahatan di dunia cyber. Kalau kedua istilah itu punya arti yang sama, maka pasti ada yang salah dengan pendefinisian keduanya.


Lalu, dimana letak kesalahan dari pendefinisian kedua istilah yang kerap hinggap ditelinga kita ini? Apalagi semenjak ada kabar bahwa "KPU-online" dibobol oleh para "hacker" beberapa bulan kebelakang, atau bahkan baru-baru ini situs "POLRI" & "Lemhannas" juga dikabarkan telah dibobol oleh seorang hacker. Benarkah itu adalah pekerjaan seorang hacker? Atau pekerjaan seorang cracker?

Tulisan ini mencoba menjawab dua istilah yang tidak asing ditelinga kita tersebut dengan wacana seorang pembelajar murni. Artinya, saya bukan dari kedua golongan tadi. Walaupun pada akhirnya menjadi tertarik untuk sekedar tahu aktifitas mereka (para hacker & cracker) sebagai satu ilmu yang menarik dalam dunia IT beberapa tahun ini.


PERSOALAN DASAR

Hacker dalam tulisan Eric Steven Raymond adalah "there is a community, a shared culture, of expert programmers and networking wizards that its history back trough decades to the firs time-sharing minicomputers and the earliesr ARPAnet experiment"

Dengan kata lain, Raymon mengatakan, "the members of this culture originated the term 'hacker'". Para hackerlah yang kemudian memperkenalkan internet, membuat program sistem operasi UNIX hingga bisa digunakan saat ini. Dan para hacker pula lah yang telah berjasa dalam menjalankan World Wide Web (www) sehingga dapat dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia di belahan manapun dia berada asal terkoneksi pada internet.

Lebih lanjut Raymon mengatakan "jika anda berada pada komunitas ini dan jika anda memiliki konstribusi didalamnya, dan kemudian orang mengenal anda sebagai hacker, maka anda adalah seorang hacker".

Sekilas dari pandangan Raymon kita dapat satu definisi bahwa seorang hacker bukanlah orang yang jahat seperti yang kita pikirkan selama ini. Ya, jika mereka memang bisa masuk kedalam komputer kita (malalui jaringan internet) karena mereka bisa menguasai ilmunya. Namun jika ada orang yang kemudian masuk secara ilegal kedalam komputer kita dan kemudian "mencuri dan mengacak-ngacak" data kita, mereka adalah CRACKER. Dan bisa jadi mereka adalah seorang hacker dalam dunia yang berbeda. Dengan kata lain, mereka semua adalah para ahli dalam hal teknologi informasi ini dan berkecimpung serius didalamnya.

Namun untuk menghindari kerancuan, maka sebuah kata kunci dalam masalah ini, menurut Raymon adalah perbedaan antara keduanya; seorang Hacker adalah dia yang membangun sistem, sementaraseorang Cracker malah "menghancurkannya". (How to become a hacker, Eric S. Raymond, 2001).

Kapan istilah hacker menjadi trend sebagai sebuah kejahatan yang menakutkan? Tidak lain karena "dosa" pakar film di hollywood yang membiaskan istilah hacker dan cracker ini. Banyak film yang mengangkat tema hacker dalam sebuah bentuk "penghancuran sistem informasi" yang seharusnya makna itu diterapkan pada seorang cracker.

Sebut misalnya film The Net (1995)Take Down (1999). Film tersebut mengangkat tema hacker untuk menyebut cracker.

Dan dari kesalah penafsiran tadi, hingga kini pun istilah hacker masih dibiaskan dengan istilah cracker. Kerancuan itu tidak hanya terjadi di Indonesia saja, bahkan di luar negeripun pandangan terhadap keduanya sama seperti itu.

Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad club di Lab Kecerdasan Artifisial Masschusetts Institute Of Teknology (MIT). Istilah hacker awalnya bermakna positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer dengan lebih baik ketimbang yang ada sebelumnya (Memahami karakteristik Komunitas Hacker: Studi Kasus pada Komunitas Hacker Indonesia, Donny B.U, M.Si)


MENJADI HACKER

Mungkin sekilas tentang definisi di atas cukup untuk membatasi sejauh mana peranan seorang hacker dan cracker itu. Tulisan ini tidak akan mengangkat sejarah hacker dan awal mula kerancuannya. Namun lebih menitik beratkan pada bagaimana seandainya kita belajar menjadi hacker. Atau lebih spesifik, bisakah kita menjadi seorang hacker?

Dalam tulisan How to Become a Hacker, Eric Steven Raymon mengatakan bahwa menjadi hacker tidaklah segampang yang dikira. Langkah awal untuk menjadi seorang hacker haruslah menguasai minimal 5 bahasa pemrograman yang ada. Ia menyebut bahasa pemrograman C/C++, Java, Perl, Phyton & LISP. Selain itu mampu berinteraksi dengan program HTML untuk dapat membangun komunikasi dengan jaringan internet. Semua dasar diatas adalah ilmu yang "wajib" dimiliki jika kita memang berminat untuk menjadi seorang hacker sejati. Karena pada dasarnya menjadi Hacker adalah penguasaan terhadap membaca dan menulis kode.

Kenapa kode? Karena memang komputer yang kita jalankan setiap hari pada intinya adalah terdiri dari berbagai kode instruksi yang cukup rumit.

Selain penguasaan terhadap bahasa pemrograman diatas, kita pun harus punya bekal yang cukup dalam berbahasa inggris untuk dapat saling bertukar pikiran dengan komunitas hacker dari seluruh dunia. Ini tidak dilarang karena pada umumnya, mereka (anggota komunitas tersebut) memiliki kode etik tersendiri tentang open-source atau kode-kode program yang boleh dibuka dan diutak atik oleh orang lain. Contoh, kode-kode Linux yang marak di perkenalkan baru-baru ini memiliki konsep open source dan karenanya bisa dimiliki oleh khalayak ramai dengan sebutan free software.

Kembali pada persoalan diatas, menjadi seorang hacker untuk tujuan saling berbagi ilmu dalam teknologi informasi ini, atau dalam arti yang lebih luas untuk memudahkan pemakai komputer pada masa yang akan datang, bukanlah hal harus ditakuti. Sebaliknya, ilmu tersebut harus diterjemahkan dan sama-sama digali sehingga menjadi bagian terintegral dalam memahami lika-liku dunia cyber. Asal saja kita tidak terjebak pada prilaku yang negatif sehingga menjadi seorang cracker yang membobol sitem rahasia orang lain.


PERBEDAAN HACKER DAN CRACKER

a) HACKER
  1. Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna.
  2. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja.
  3. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.

b) CRACKER
  1. Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagian contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode *****, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server.
  2. Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus clickBCA.com yang paling hangat dibicarakan tahun 2001 lalu.

Sudah jelas yang sebenarnya orang jahat itu adalah cracker bukan hacker seperti kebanyakan pendapat orang.

Di sisi ini menarik untuk di simak, satu sisi, kita butuh teknologi canggih yang kerap bermunculan dalam hitungan detik, sisi lain ada kekhawatiran takut terjebak pada pola "nyeleneh" yang berakibat patal. Namun demikian, sebagai satu sikap, kita berpijak pada satu kesepakatan, bahwa mempelajari bahasa-bahasa yang ditawarkan oleh Eric Steven Raymon diatas, adalah hal yang baik. Karena dengan mempelajarinya, kita minimal dapat mendapat solusi untuk membuat program yang berguna bagi orang lain. Dan jika ini dilakukan, percayalah, anda adalah seorang hacker.

Translation